- Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah
layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru atau seseorang
terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Dan adapun layanan informasi
merupakan layanan memberi informasi yang di butuhkan oleh individu[1].
Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru
bukanla hal yang selalu dapat berlangsung dengan mudah dan menyenangkan bagi
setiap orang. Layanan oriantasi bisa bermakna suatu layanan terhadap siswa baik
di sekolah maupu di madrasah yang
berkenaan dengan tatapan ke depan kea rah dan tentan gsesuatu yang baru[2].
Informasi
yang di peroleh individu sangat di perlukan agar individu lebih mudah dalam
membuat perencanaan dan mengambil keputusan. Dan secara lebih khusus, tujuan
orientasi berkenaan dengan fungsi-fungsi tertentu pelayanan bimbingan dan
konseling. Yaitu di lihat dari fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, dan dari
fungsi pengembangan[3].
Proses layanan orientasi
mulai dari perencanaan hingga akhir bisa di laksanakan melalui berbagai tekhnik
dalam format lapangan, klasikal, kelompok, individual dan politik. Dan dengan
format ini, layanan orientasi bisa di laksanakan dengan tekhnik-tekhnik
penyajian, pengamatan, partisipasi, study dokumentasi, dan kontemplasi.
Teknik-teknik tersebut di lakukan oleh konselor, penyaji, narasumber, dan para
peserta layanan sesuai dengan peran masing-masing.
Proses atau tahap
layanan orientasi adalah perencanaan, pelaksanaan , evaluasi, analisis hasil
evaluasi, tindak lanjut, laporan.
- Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan
yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan
pengaruh yang besar kepada peserta didik ( terutama orang tua) menerima dan
memahami berbagai informasi yang dapat
di pergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk
kepentingan peserta didik sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan
masyarakat.
Ada tiga
alasan utama mengapa pemberian informasi perlu di selenggarakan:
1.
Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tenteng lingkungan yang di
perlukan untuk memecahkan masalah yang di hadapi berkenaan dengan lingkungan
sekitar, pendidikan, jabatan, maupun social budaya.
2.
Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya
3.
Setiap individu adalah unik[4].
Layanan informasi
merupakan layanan memberi informasi yang di butuhkan oleh individu. Tujuan
layanan ini adalah agar individu memilih pengetahuan ( informasi ) yang
memadai, baik tentang dirinya maupun tentang lingkungannya, lingkungan
perguruan tinggi, masyarakat, serta sumber-sumber belajar termasuk
internet.informasi yang di peroleh oleh individu sangat di perlukan agar
individu lebih mudah dalam membuat perencanaan dan mengambil keputusan. Selain
itu apabila merujuk kepada fungsi pemahaman, layanan informasi bertujuan agar
individu memahami berbagai informasi dengan segala seluk beluknya.
Penguasaan akan berbagai
informasi dapat di gunakan untuk mencegah timbuknya masalah, pemecahan suatu
masalah, untuk memelihara dan mengembangkan potensi individu serta memungkinkan
individu (peserta layanan) yang bersangkutan membuka diri dalam
mengaktualisasikan hak-haknya.
Teknik layanan informasi
adaalah ceramah, melalui media, acara khusus, nara sumber[5].
Ada beberapa kegiatan pendukung layanan informasi yaitu aplikasi instrumentasi,
konserensi kasus, kunjungan rumah dan ahli tangan kasus. Adapun pelaksanaan
layanan informasi menempuh tahapan-tahapan sebagai berikut: perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindaka lanjut, laporan[6].
- Layanan Penempatan dan Penyaluran
Yaitu layanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien) memperoleh penempatan dan penyalluran yang tepat sesuai dengan
potensi, bakat dan minat, serta kkondisi pribadinya[7].
Layanan penempatan
merupakan layanan untuk membantu individu dalam memperoleh tempat bagi
pengembangan potensi yang dimilikinya.
Tujuan layanan ini
adalah agar setiap individu dapat mengembangkan diri secara optimal sesuai
potensi dan kekuatan yang dimilikinya. Setiap individu diharapkan menempati
kelompok, jurusan, program studi, serta saluran kegiatan yang memungkinkan
mereka mengembangkan segala kemampuan pribadinya. Adapun meruju8k kepada
bimbingan dan konseling , yang mencerminkan tujuan layanan secara khusus,
tujuan layanan penempatan dan penyaluran adalah: Fungsi pemahaman, pencegahan,
pengentasan, pengembangan dan penempatan.
Materi yang dapat
diangkat melalui layanan penempatan dan penyaluran ada berbagai macam, yaitu :
a.
Penempatan di dalam kelas, berdasarkan kondidsi dan cirri pribadi dan
hubungan social siswa serta azas pemerataan
b.
Penempatan dan penyaluran di dalam kelomppok belajar yang mengacu
kepada kemampuan dan kelompok campuran
c.
Penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan ekstrskurikuler
d.
Penempatan dan penyaluran program studi
e.
Penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan
f.
Penempatan dan penyaluran ke dalam
jabatan / pekerjaan
- Layanan Pembelajaran
Yaitu, layanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan peserta didik atau klien mengembangkan diri
berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang
cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan
kegiatan belajar lainnya. Layanan pembelajaran dimaksudkan agar siswa dengan
kjemandiriannya dapat memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik, serta mendapatkan ketrampilan dan materi belajar yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya serta tuntutan kemempuan yang berguna dalam
kehidupan dan perkembangan dirinya.
Layanan pembelajaran
dalam bimbingan meliputi kegiatan pengembangan pemahaman dan keterampilan untuk
menempatkan diri sendiri .
a.
Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
b.
Pengenalan dan penerimaan pengubahan , pertumbuhan dan perkembangan fisik
dan phisikis yang terjadi pada diri sendiri
c.
Pengenalan tentang kemampuan, bakat dan minat diri sendiri serta
penyaluran dan perkembangannya
d.
Pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya penanggulangannya
e.
Kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri[8]
- Layanan Individual
Layanan konseling
perorangan bermakna layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang
pembimbing (konselor) terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah
pribadi klien atau layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing
atau konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.
Melalui konseling
perorangan atau individu, klien akan memahami kondisi dirinya sendiri,
lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan kelemahan dirinya, serta
kemungkinan upaya untuk mengatasi masalahnya.
Tujuan layanan konseling
perorangan yaitu agar klien memahami kondisi dirinya sendiri, lingkungannya,
permasalahan yang dialami, kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien mampu
mengatasinya.
Secara lebih khusus,
tujuan layanan konseling perorangan adalah merujuk kepada fungsi-fungsi
bimbingan dan konseling sebagai mana telah dikemukakan di muka.
1.
Merujuk kepada fungsi pemahaman
2.
Merujuk kepada fungsi pengentasan
3.
Dilihat dari fungsi pengembangan dan pemeliharaan.
Adapun Teknik-teknik
yang diterapkan dalam layanan konseling
perorangan diantaranya yaitu:
- Kontak mata
- Kontak psikologi
- Ajakan untuk berbicara
- Penerapan tiga M (mendengar dengan cermat, memahami secara tepat, dan merespon secara tepat dan positif)
- Dorongan minimal
Teknik-teknik diatas
diterapkan secara ekletik, dalam arti tidak harus berurutan dimana yang satu
mendahului yang lainnya, melainkan dipilih dan terpadu mengacu kepada kebutuhan
proses konseling.
Seperti halnya
layanan-layanan yang lain, pelaksanaan layanan konseling perorangan, juga
menempuh beberapa tahapan kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
analisis hasil evaluasi, tindak lanjut, dan laporan.
- Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan
yang diberikan dalam suasana kelompok atau layanan bimbingan kelompok merupakan
suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) pada individu (siswa) melalui
kegiatan kelompok.
Dalam layanan bimbingan
kelompok harus dipimpin oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok adalah
koselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktek layanan bimbingan
dan konseling. Tugas utama pemimpin kelompok adalah:
1.
Membentuk kelompok sehingga terpenuhi syarat-syarat kelompok yang mampu
secara aktif mengembangkan dinamika kelompok
2.
Memimpin kelompok yang bernuansa layanan koseling melalui bahasa konseling
untuk mencapai tujuan-tujuan konseling.
3.
Melakukan penstrukturan
4.
Melakukan pntahapan kegiatan konseling kelompok
5.
Memberikan penilaian segera hasil layanan konseling kelompok
6.
Melakukan tindak lanjut
Tujuan layanan bimbingan
kelompok secara umum layanan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan
bersosialisasi sedangkan secara khusus bertujuan untuk kemampuan komunikasi
peserta layanan atau siswa, untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran,
persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudtan tingkah laku yang lebih
efektif.
Ada beberapa teknik yang
bisa diterapkan dalam layanan bimbingan kelompok yaitu teknik umum dan
permainan kelompok. Adapun layanan bimbingan kelompok menempuh tahap-tahap
sebagai berikut:
1.
Perencanaan yang mencakup kegiatan
2.
Pelaksanaan yang mencakup kegiatan
3.
Evaluasi yang mencakup kegiatan
4.
Analisi hasil evaluasi yang mencakup kegiatan
5.
Tindak lanjut yang mencakup kegiatan
6.
Laporan yang mencakup kegiatan
- Layanan Konseling Kelompok
Sehubungan dengan
layanan konseling perorangan maka layanan konseling kelopok pada dasarnya
adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan didalam suasana kelompok.
Ada konselor (yang jumlahnya mungkin lebih dari seorang), dan para anggota
kelompok (yang jumlahnya paling kurang dua orang). Hubungan konseling terjadi
dalam suasan yang diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan, yaitu
hangat, terbuka, permisif, dan penuh keakraban.
Tujuan layanan konseling
kelompok yaitu secra umum adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa,
sedangkan secara khususnya kemampuan berkomunikasinya dan upaya pemecahan
masalah.
Secra umum teknik-teknik
yang diterapkan dalam layanan bimbingan kenseling kelompok yaitu :
1.
teknik umum (pengembangan dinamika kelompok)
2.
pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan
3.
dorongan minimal untuk memantapkan respon aktifitas anggota kelompok
4.
penjelasan, pendalam, dan pemberian contoh (uswatun hassanah)
5.
pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku yang dikehendaki.
Pelaksanaan konseling
kelompok menempuh tahap-tahap sebagai berikut yaitu perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi , analisis hasil evaluasi, tindak lanjut, dan laporan.
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah
ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan melalui kontak langsung
dengan sasaran layanan itu adalah suatu kegiatan bimbingan dan konseling. Dalam
suatu kegiatan layanan dan konseling berkenaan dengan permasalahan ataupun
kepentingan yang dirasakan oleh sasaran layanan. Jenis-jenis layanan perlu dilakukan
untuk menyelenggarakan pelayan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik.
Jenis layanna itu antara lain pelayanan orientasi, pelayanan informasi,
pelayanan penempatan dan penyaluran, pelayanan pembelajaran, pelayanan
konseling individual, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
Dari jenis semua jenis
layanan diatas, dapat saling terkait dan menunjang yang satu terhadap lainnya,
sesuai dengan asas keterpaduan dalam bidang konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Suryana, Ermis. 2010. Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
Palembang: Grafika Telindo Press
Rusmaini. 2002. Bimbingan dan Konseling, Palembang : IAIN Raden Fatah Press
Nurihsan, Achmad Juntika. 2007. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar
Kehidupan, Bandung: PT Refika
Aditama
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Sukardi, Dewa Ketut. 1990. Pedoman Praktis Bimbingan dan Penyuluhan,
Jakarta : Rineka Cipta
[2] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di sekolah
dan di madrasah, ( Jakarta: PT Raja Grapindo persada, 2007) hlm. 141
[3] Ibid,
hlm. 142
[4] Dewa
ketut sukardi, pedoman praktis bimbingan dan penyuluhan di sekolah, ( Jakarta:
Rineka Cipta, 1990) hlm. 45
[5]
Tohirin, Bimbingan dan Konesling di sekolah dan madrasah, ( Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada 2007 ) hlm. 149-150.
[6] Ibid,
hlm. 152
[7] Ermis
Suryana, Bimbinmgan dan Konseling di Sekolah (Palembang: Grafika Telindo 2010)
hlm. 119
[8]
Rusmaini, Bimbingan dan Konseling (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2002 )
hlm.66-67
Tidak ada komentar:
Posting Komentar