A.Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Mengingat bahwa anak bombing
(siswa) adalah hamba Allah yang sedang bertumbuh kembang, dan pertumbuhannya
atau perkembangannya tidaksama bagi masing- masing anak bombing, bergantung
pada bakat dan kemampuan yang ada padanya.maka system pendekatan terhadap
individu anak bimbing hendaknya dilakukan menurut sudut pandan terpadu.
1. Pendekatan Psikologis
Sebagai mahluk yang diciptakan oleh tuhan ,anak
bimbing harus dipandang menurut tiori homoiestetis.(mekanisme
keseimbangan antara berbagai unsur potensi),yakni sebagai manusia ia harus
bertumbuh dan berkembang dalam fisik dan mental dalam pola keseimbangan dan
keserasian.Antara kehidupan jasmaniah dan rohaniah saling mempengaruhi satu
sama lain secara seimbang dan selaras sehingga menjadikan dirinya manusia
dewasa yang sehat dan sejahtera lahir dan batin.
Oleh karena itu, pembimbing
hendaknya melihat segi sebagai titik tolak memberikan bantuan kepada anak bimbing.[1]
Hindarilah perbuatan apapun yang dapat menghambat proses pertumbuhan dan
berkembangnya, misalya dengan memaksakan keheddak pembimbing terhadap mereka
mengatakan apa yang tidak selaras dengan bakat dan kemampuan serta ninat
mereka
Jadi dengan kata lain pendekatan
psikologis tersebut hendaknya ditujukan
pada usaha pengembangan individual anak bimbing kearah kesehatan
rohaniah sehingga akan berakhir dengan terbentuknya keperibadian yang bulat dan
sehat.Dalam kepribadian yang demikian itulah, nilai – nilai agama kita akan
berkembang menjadi kekuatan pengendali terhadap segala bentuk tingkah lakunya
sesari- hari, terutama terhadap dorongan napsu rendah.
2. Pendekatan Sosiologis
Anak bimbing bukan saja sebagai mahluk individual yang
harus dibimbing agar menjadi manusia yang sadar akan kemampuan individualnya.melainkan
juga sebagai mahluk social yang mampu mengembangkan dirunya sebagai anggota
masyarakat yang bertanggung jawab dan yang sehat jasmani dan rohani. Sebagai
mahluk yang bermasyarakat atau (homososius).[2]
Kesadaran dengan tanpa orang lain dalam masyarakat, ia taakan bias berbuat apa-
apa, dan dengan tanfa bergaul dengan angota masyarakatnya ia taakan memperoleh
kesejahteraan dan kebahagian dunia. Suatu tuntutan sosial untuk hidup diatas
rasa solidaritas sosial, tanggung jawab sosial, dan rasa ikut bertanggung jawab
terhadap baik buruk, maiu mundurnya hidup bermasyarakat adalah menjadi faktor
motivatip dalam kegiatan bimbingan dan konsling karena dengan demikian maka
proses. sosialisasi anak bimbing yang dilandasi nilai-nilai keimanan dan takwa,
aka mampu membentuk sikap mental demikian.
3. Pendekatan Kultural
Sebagi mahluk individumahluk dan sekaligus mahluk
sosial anak bimbing juga mahluk kultural (berkebudayaan), kairena ia hidup dan
ditempa oleh lingkunganya. Dalam
tingkah laku baik bathiniah maupun lahiriah, manusia adalah menjadi cermin dari
lingkungan kebudayaan. Oleh karena itu, kebudayan menjadi perkembangan hidup
manusia merupakan salah satu faktor penting yang dapat membentuk watak dan
kepribadianya sebab tidak ada suatu jenis kebudayaan dan sebaliknya manusia
sebagai mahlik pribadi (individual) maupun sosial dalam proses perkembangan
menuju kedewasaannya tidak bias terlepas dari kebudayaan lingkunggan.
Keaneka ragaman corak budaya yang
mempengaruhi perkembangan mereka itu diperbesar lagi oleh keaneka ragaman suku,
dan kedaerahan serta agamanya, maka ciri
dan watak masing-masing dari mereka pun akan nampak berbeda-beda pula.
Meskipun demikian keadaanya, hendaknya para pembimbing memandang bahwa
masing-masing individu adalah mahluk yang berkembang dan bertumbuh kearah titik
optimal kedewasaannya.
Disinilah letak pentingnya
pembimbing memperhatikan dan menyadari tentang keaneka ragaman watak, ciri
kpribadian yang masing-masing mengandung kemungkinan untuk dirubah melalui
bimbingan dan konseling. Dalam pelaksanaan kegiatan program bimbingan dan
konseling agama perlu dilekatkan pada kemampuan anak bimbing untuk melakukan
seleksi pola kebudayaan mana yang bisa memberi keuntungan bagi hidupnya saat
ini dan yang akan datang atas dasar nilai-nilai keimanan dan ketaqwaannya.
4. Pendekatan Religius
Manusia sebagai homo
religious atau homo dipinans
(Mahluk ber-Tuhan) hamba Allah yang diciptakan olehnya dengan
kelengkapan-kelengkapan dasar, antara lain, bakat beragama dan bakat berbakti
kepada Maha Pencipta. Dalam diri pribadi manusia telah ditanamkan benih yang
disebut insting agama (insting religious
atau naturaliter religion) yang menurut Al-Qur’an disebut kecendrungan
kearah beragama (Hanifan Musliman) yang dapat dikembangkan melalui pendidikan
atau bimbingan yang cukup baik.[3]
Dengan kata lain, manusia meskipun
telah diberi fitrah diniah, bila tanpa memperoleh kesempatan pendidikan atau
bimbingan dan konsling yang cukup memadai ia sudah pasti tidak akan mampu
mencapai titik optimal perkembanganya yang positif dan konstruktif. Oleh karena
itu pendekatan diri inilah yang paling penting bagi pelaksanaan program
bimbingan dan konsling sedangan pendekatan lainya harus dapat dijadikan
pendukung akan suksesnya program bimbingan dan konsling.
5. Pendekatan Kependidikan (Paedagogis)
Sistem pendekatan lainya ialah pendekatan kependidikan
(Paedagogis) yang memandang manusia
sebagai mahluk yang harus di didik (homo
endocandum). Karena
potensi kejiwaan yang memiliki kemungkinan berkembang kearah kematangan perlu
pendidikan yang tepat. Tanpa di bimbing, potensi kejiwaan tersebut tidajk akan
sampai pada titik optimal perkembanganya yang menguntungkan diri anak bimbing.
Meskipun terdapat banyak system pendekatan akaan
tetapi perlu dijadikan pegangan oleh para pembimbing ialah suatu pandangan
bahwa anak bimbing sebagai mahluk Tuhan yang sedang tumbuh dan berkembang,
selalu membutuhkan bimbingan dari orang dewasa, terutama pada saat menghadapi
kesulitan-kesulitan hidup,baik waktu belajar maupun waktu berhubungan dengan
orang lain, dengan masyarakat serta alam sekitar.
B.Tehnik
Bimbingan dan konseling
1. Tehnik-tehnik memahami Individu
Untuk
memahami siswa dengan sebaik-baiknya, maka pembimbing perlu sekali mengumpulkan
berbagai katerangan atau data tentang masing-masing siswa.Data yang terkumpul akan menentukan tingkat
pemahaman dan jenis bantuan yang diberikan.Dalam mengumpulkan data yang
perlu dibahas, seperti
a. Pengertian Pengumpulan data
b. Tujuan Pengumpulan data
c. Criteria pengumpulan data yang bermutu
d. Tehnik pengumpulan data terbagi atas 2 yaitu :
1. Tehnik tes
2. Tehnik non tes
2. Tehnik Membantu Individu
Tehnik
pemberian bantuan pada garis besarnya dapat dilakukan dengan menggunakan dua
macam pendekatan yaiti :
1. Pendekatan secara berkelompok (Grup Guidence)
a.
Home room program
b.
Karya
Wsata atau field trif
c.
Diskusi
Kelompok
d.
Kegiatan
Kelompok
e.
Organisasi
Siswa
f.
Sosiodrama
g.
Psikodrama
h.
Remedial
Teaching
2. Consling Individu (Individual
Counsling)
a. Directive Counslling
C.Langkah-langkah
Membantu Individu
a. Laangkah Indentifikasi masalah.
b. Langkah Diagnosis.
c. Langkah Prognosis.
d. Langkah Terapi
(konsling).
KESIMPULAN
Dengan demikian maka kami simpulkan bahwasanya dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah maka dengan mengingat bahwa anak
bimbing (siswa) adalah hambah Allah yang sedang berkembang dan tumbuh, dan perkembangannya
atau pertumbuhan tidak sama bagi masing-masing anak bimbing tergantung pada
bakat dan kemampuan yang ada pada dirinya, maka dengan system pendekatan
terhadap individu hendaknya dilakukan serta teknik-teknik apa yang tepat dalam
peroses bimbingan dan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Rusmaini.2002.Bimbingan dan Konseling,Palembang :IAIN
Raden Fatah Press.
Suryana
Ermis.2010. Bimbingan dan
Konseling,Palembang : Grafika Telindo Prees.
Tohirin.2007.Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah,Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar