Pendidikan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh dan diperuntukkan bagi manusia. Pendidikan hanya dapat membentuk manusia yang humanis apabila hakekat kemanusiaan manusia dipahami secara komprehensif dan menyeluruh. Kesalahan dalam memberikan tafsiran atas eksistensi manusia berimplikasi pada kekeliruan dalam menghadirkan pendidikan serta membentuk menusia-manusia yang ”tidak sehat”. Pemahaman yang benar dan tepat tentang manusia dan pendidikan sangat diperlukan terutama oleh pendidik dan calon-calon pendidik dalam dunia pendidikan karena mereka dipersiapkan untuk meretas manusia-manusia baru.
Dalam perspektif sistemik
untuk menilai keberhasilan suatu pelaksanaan pendidikan dalam membangun sumber
daya manusia yang lebih baik, kreatif, dan normatif memerlukan kajian secara
simultan dan mendalam atas pelbagai unsur yang secara sistemik mempengaruhi
keberhasilan tersebut, yaitu; input, process, output, dan outcome.
Perspektif sistemik mempercayai bahwa keberhasilan pendidikan yang baik perlu
di-back up oleh input, process, dan output yang baik.
Untuk bisa terselenggaranya
suatu proses pendidikan yang baik, tidak hanya dibutuhkan pengalaman-pengalaman
empirik yang diperoleh melalui observasi dan kajian-kajian yang bersifat
scientifik, akan tetapi juga sangat dibutuhkan pemahaman dan penguasaan yang
baik dan tepat terhadap konsep-konsep dasar tentang manusia dan pendidikan itu
sendiri.
Kehadiran buku ini ”Wacana
Baru Pendidikan; Meretas Filsafat Pendidikan Islam” yang ditulis Ismail Thoib
dinubuwatkan untuk menjawab kegersangan dan kekeringan materi pendidikan dan
lebih spesifik filsafat pendidikan Islam yang down to earth dan bahasa
yang sederhana untuk masyarakat, lebih khusus lagi kalangan perguruan tinggi
jurusan pendidikan agama islam. Meski seorang penulis sendiri, tidak
mengidealkan bahwa kehadiran buku ini akan menjadikan “oase pamungkas” tapi
minimal memperkaya oase-oase yang lainnya. Sehingga dengan banyaknya oase
pengetahuan dan wacana akan semakin memperkaya warna yang ada.
Disini, Ismail Thoib menilai
bahwa posisi filsafat dalam filsafat pendidikan islam (FPI) adalah sebagai
metode berpikir, sedangkan pendidikan islam adalah sebagai objek yang
dipikirkan. Dalam posisinya sebagai metode berpikir, filsafat dalam FPI
berfungsi menelaah kahekat dan fenomina pendidikan islam, filsafat menggunakan
kaidah-kaidah berpikir yang menjadi ciri khasnya, yaitu kritis, sistematis,
metodis, dan koheren.
Kritis berarti semua
pernyataan atau penegasan yang diberikan di dalamnya semestinya mempunyai dasar
yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan secara nalar. Anggapan-anggapan yang
ada tidak diterima begitu saja tanpa diselidiki alasan atau dasar
kebenaran-kebenarannya. Ciri-ciri utama berpikir kritis adalah bahwa tidak
menerima dan atau menolak begitu saja temuan-temuan pemikiran yang sudah ada.
Seorang yang berpikir kritis selalu berupaya mendekati suatu objek pemikiran
dengan sangat hati-hati. Ia tidak menolak sesuatu kecuali dengan
argumentasi-argumentasi yang masuk akal.
Begitu pula sebaliknya, ia
tidak akan menerima begitu saja sesuatu tanpa alasan yang jelas. Seorang yang kritis adalah
orang yang menerima atau menolak sesuatu dengan alasan yang jelas. Baginya,
kebenaran tidak identik dengan banyak atau sedikitnya orang yang mendukung atau
menolak. Kebenaran akan tetap merupakan kebenaran, meskipun tidak banyak orang
yang mendukung. Begitu pula sebaliknya, kebatilan akan tetap merupakan
kebatilan, meskipun banyak orang melakukan kebatilan itu.
Sistematis, berarti ada suatu ide dasar
yang menyeluruh dan mempersatukan semua unsur-unsurnya sehingga pikiran-pikiran
dan pendapat-pendapat yang dikemukakan jalin menjalin secara runtut. Metodis,
orang mempergunakan suatu metode atau cara pendekatan tertentu. Koheren,
berarti ada pertalian logis antara pemikiran-pemikiran atau
pernyataan-pernyataan yang diberikan.
Filsafat dapat dibedakan dari
ilmu-ilmu yang lain dan atau yang membuat suatu pengetahuan dapat disebut
filosofis adalah cirinya yang bersifat menyeluruh (comprehensive) dan mendasar
(radical). Apabila ilmu-ilmu lain merupakan pengetahuan kritis, metodi,
sistematis, dan koheren tentang suatu bidang tertentuk dari kenyataan, filsafat
bermaksud untuk menyelidiki seluruh kenyataan, filsafat bermaksud untuk
menyelidiki seluruh kenyataan. Kalau ilmu-ilmu lain secara metodi bermaksud
memaparkan dan memberikan penjelasan yang sifatnya empiris dan kodrati,
filsafat berhajat untuk mencari penjelasan yang mendasar dan berusaha untuk
memasuki dunia meta-impiris dan adi kodrati sejauh itu dapat ditangkap oleh
akal budi. Filsafat bermaksud untuk mengerti secara mendalam semua hal yang
timbul di dalam keseluruhan lingkup pengalaman manusia.
Pendidikan islam (sebagai
objek yang dipikirkan dalam FPI) pada hakekatnya adalah pendidikan yang
dibangun (konsep-konsep teoritik) dan dilaksanakan (praktek-implementasi)
berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits, serta bertujuan untuk menciptakan manusia
yang senantiasa taat, tunduk, dan patuh kepada Tuhan (Allah swt.) sesuai
syariat Islma yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
Konsep-konsep teoritik
pendidikan Islam pada hekekatnya adalah konsep-konsep yang digali dari
sumber-sumber islam. Sumber utama konsep teoritik pendidikan islam adalah dari
wahyu Allah swt. yang tertuang dalam kitab suci AL-Qur’an dan AL-Hadits, terutama ayat-ayat dan hadits-hadits tarbiyah. Sumber berikutnya
adalah hasil pemikiran dan atau hasil renungan para pemikir di bidang pendidikan.
Hasil pemikiran para ahli di bidang pendidikan ini dapat dibagi kepada tiga
bagian.
o Pertama, adalah hasil
pemikiran yang merupakan hasil galian langsung para pemikir muslim terhadap
ayat-ayat dan hadits-hadits yang berkenaan degnan pendidikan.
o
Kedua, hasil pemikiran para pemikir muslim yang merupakan konvergensi
antara ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat qauniyyah.
o Ketiga, adalah hasil
pemikiran para pemikir non-muslim tentang pendidikan. Hasil pemikiran para
pemikir non-muslim tentang pendidikan, meskipun tidak didasarkan pada al-Qur’an
dan al-Hadits secara langsung dna formal. Akan tetapi, tidak sedikit yang
sesuai dengan visi-misi al-Qur’an dan al-Hadits.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar